assalamu'allaikum wr wb
ini dia contoh makalah buat temen yang butuh ...
semoga bermanfaat ...
ini dia contoh makalah buat temen yang butuh ...
semoga bermanfaat ...
makalah limbah tekstil
Di susun
oleh :
fajar hidayat
XI
AKUNTANSI 1
SMK
MUHAMMADIYAH 1 WONOSOBO
Jl. K.H.
Ahmad Dahlan No. 6 Tosarirejo Wonosob
KATA
PENGANTAR
Kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena ata perkenanNya
maka penyusunan Artikel “Penanganan Dan Pengolahan Limbah Tekstil” dapat
selesaikan sesuai dengan rencana.
Tujuan
penyusunan Artikel ini adalah sebagai tugas kelompok dari pengampu mapel IPA
ibu Hanik Kurnia Amungkasi dan
memberikan panduan kepada masyarakat
luas dalam pengolahan Limbah Tekstil, sehingga diharapkan limbah buangan
Pabrik/Industri Tekstil akan memenuhi baku mutu lingkungan yang ada serta
mendapatkan nilai tambah berupa produk samping yang bernilai ekonomi.
Akhirnya
semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pertekstilan di Indonesia dan menjawab tantangan Industri
Tekstil di masa depan yaitu mengembangkan Industri Tekstil yang lebih
berwawasan lingkungan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan artikel ini kami ucapkan terima kasih.
Wassalam,
Tim
Penyusun
APAKAH LIMBAH TEKSTIL ITU ?
Limbah tekstil merupakan limbah yang
dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji,
penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses
penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasil kan limbah yang lebih
banyak dan lebih kuat dari pada limbah dari proses penyempurnaan
bahan sistesis.
Gabungan
air limbah pabrik tekstil di Indonesia rata-rata mengandung 750 mg/l
padatan tersuspensi dan 500 mg/l BOD. Perbandingan COD : BOD adalah dalam
kisaran 1,5 : 1 sampai 3 : 1. Pabrik serat alam menghasilkan beban yang lebih
besar. Beban tiap ton produk lebih besar untuk operasi kecil dibandingkan
dengan operasi modern yang besar, berkisar dari 25 kg BOD/ton produk
sampai 100 kg BOD/ton. Informasi tentang banyaknya limbah produksi kecil batik
tradisional belum ditemukan.
PROSES PEMBUATAN TEKSTIL
Serat buatan dan serat alam (kapas) diubah menjadi
barang jadi tekstil dengan menggunakan serangkaian proses. Serat kapas dibersihkan
sebelum disatukan menjadi benang. Pemintalan mengubah serat menjadi benang.
Sebelum proses penenunan atau perajutan, benang buatan maupun kapas dikanji
agar serat menjadi kuat dan kaku. Zat kanji yang lazim digunakan
adalah pati, perekat gelatin, getah, polivinil alkohol (PVA) dan karboksimetil
selulosa (CMC). Penenunan, perajutan, pengikatan dan laminasi merupakan proses
kering.
Sesudah
penenunan serat dihilangkan kanjinya dengan asam (untuk pati) atau hanya air
(untuk PVA atau CMC). Penghilangan kanji pada kapas dapat memakai enzim. Sering
pada waktu yang sama dengan pengkanjian, digunakan pengikisan (pemasakan)
dengan larutan alkali panas untuk menghilangkan kotoran dari kain kapas. Kapas
juga dapat dimerserisasi dengan perendaman dalam natrium hidroksida,
dilanjutkan pembilasan dengan air atau asam untuk meningkatkan kekuatannya.
Penggelantangan
dengan natrium hipoklorit, peroksida atau asam perasetat dan asam borat akan
memutihkan kain yang dipersiapkan untuk pewarnaan. Kapas memerlukan
pengelantangan yang lebih ekstensif daripada kain buatan (seperti pendidihan
dengan soda abu dan peroksida).
Pewarnaan
serat, benang dan kain dapat dilakukan dalam tong atau dengan memakai proses
kontinyu, tetapi kebanyakan pewarnaan tekstil sesudah ditenun. Di
Indonesia denim biru (kapas) dicat dengan zat warna. Kain dibilas diantara
kegiatan pemberian warna. Pencetakan memberikan warna dengan pola tertentu pada
kain diatas rol atau kasa.
SUMBER LIMBAH
Larutan penghilang kanji biasanya langsung dibuang dan
ini mengandung zat kimia pengkanji dan penghilang kanji pati, PVA, CMC, enzim,
asam. Penghilangan kanji biasanya memberi kan BOD paling banyak dibanding
dengan proses-proses lain. Pemasakan dan merserisasi kapas serta pemucatan
semua kain adalah sumber limbah cair yang penting, yang menghasilkan asam,
basa, COD, BOD, padatan tersuspensi dan zat-zat kimia. Proses-proses ini
menghasilkan limbah cair dengan volume besar, pH yang sangat
bervariasi dan beban pencemaran yang tergantung pada proses dan zat kimia yang
digunakan. Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air limbah yang berwarna
dengan COD tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai, seperti
fenol dan logam. Di Indonesia zat warna berdasar logam (krom) tidak banyak
dipakai. Proses pencetakan menghasilkan limbah yang lebih sedikit daripada
pewarnaan.
JENIS LIMBAH
1. Logam berat terutama As, Cd, Cr, Pb, Cu, Zn .
2. Hidrokarbon terhalogenasi (dari proses dressing dan finishing)
3. Pigmen, zat warna dan pelarut organic
4. Tensioactive (surfactant)
2. Hidrokarbon terhalogenasi (dari proses dressing dan finishing)
3. Pigmen, zat warna dan pelarut organic
4. Tensioactive (surfactant)
PENANGANAN LIMBAH
1.
Langkah pertama untuk memperkecil beban
pencemaran dari operasitekstil adalah program pengelolaan air yang efektif
dalam pabrik, menggunakan :
o
Pengukur dan pengatur laju alir
o
Pengendalian permukaan cairan untuk
mengurangi tumpahan
o
Pemeliharaan alat dan pengendalian
kebocoran
o
Pengurangan pemakaian air masing-masing
proses
o
Otomatisasi proses atau pengendalian
proses operasi secara cermat
o
Penggunaan kembali alir limbah proses yang
satu untuk penambahan (make-up) dalam proses lain (misalnya limbah merserisasi
untuk membuat penangas pemasakan atau penggelantangan)
o
Proses kontinyu lebih baik dari pada
proses batch (tidak kontinyu)
o
Pembilasan
dengan aliran berlawanan
2.
Penggantian dan pengurangan pemakaian zat
kimia dalam proses harus diperiksa pula :
o
Penggantian kanji dengan kanji buatan
untuk mengurangi BOD
o
Penggelantangan dengan peroksi da
menghasilkan limbah yang kadarnya kurang kuat daripada
penggelantangan pemasakan hipoklorit
o
Penggantian zat-zat pendispersi,
pengemulsi dan perata yang menghasilkan BOD tinggi dengan yang BOD-nya lebih
rendah.
3.
Zat pewarna yang sedang dipakai akan
menentukan sifat dan kadar limbah proses pewarnaan. Pewarna dengan dasar
pelarut harus diganti pewarna dengan dasar air untuk mengurangi banyaknya fenol
dalam limbah. Bila digunakan pewarna yang mengandung logam seperti krom,
mungkin diperlukan reduksi kimia dan pengendapan dalam pengolahan limbahnya.
Proses penghilangan logam menghasilkan lumpur yang sukar diolah dan
sukar dibuang. Pewarnaan dengan permukaan kain yang terbuka dapat mengurangi
jumlah kehilangan pewarna yang tidak berarti.
4.
Pengolahan limbah cair dilakukan apabila
limbah pabrik mengandung zat warna, maka aliran limbah dari proses
pencelupan harus dipisahkan dan diolah tersendiri. Limbah operasi pencelupan
dapat diolah dengan efektif untuk menghilangkan logam dan warna, jika
menggunakan flokulasi kimia, koagulasi dan penjernihan (dengan tawas, garam
feri atau poli-elektrolit). Limbah dari pengolahan kimia dapat dicampur dengan
semua aliran limbah yang lain untuk dilanjutkan ke pengolahan
biologi.
Jika
pabrik menggunakan pewarnaan secara terbatas dan menggunakan pewarna tanpa krom
atau logam lain, maka gabungan limbah sering diolah dengan pengolahan biologi
saja, sesudah penetralan dan ekualisasi. Cara-cara biologi yang telah terbukti
efektif ialah laguna aerob, parit oksidasi dan lumpuraktif. Sistem dengan
laju alir rendah dan penggunaan energi yang rendah lebih disukai karena biaya
operasi dan pemeliharaan lebih rendah. Kolom percik adalah cara yang murah akan
tetapi efisiensi untuk menghilangkan BOD dan COD sangat rendah, diperlukan lagi
pengolahan kimia atau pengolahan fisik untuk memperbaiki daya kerjanya.
Untuk
memperoleh BOD, COD, padatan tersuspensi, warna dan parameter lain dengan kadar
yang sangat rendah, telah digunakan pengolahan yang lebih unggul yaitu dengan
menggunakan karbon aktif, saringan pasir, penukar ion dan penjernihan
kimia.
PEMANFAATAN LIMBAH
Industri tekstil tidak banyak menghasilkan
banyak limbah padat. Lumpur yang dihasilkan pengolahan limbah secara
kimia adalah sumber utama limbah pada pabrik tekstil. Limbah lain yang
mungkin perlu ditangani adalah sisa kain, sisa minyak dan
lateks. Alternatif pemanfaatan sisa kain adalah dapat digunakan
sebagai bahan tas kain yang terdiri dari potongan kain-kain yang tidak
terpakai, dapat juga digunakan sebagai isi bantal dan boneka sebagai pengganti
dakron.
Lumpur dari
pengolahan fisik atau kimia harus dihilangkan airnya dengan saringan plat atau
saringan sabuk (belt filter). Jika pewarna yang dipakai tidak mengandung krom
atau logam lain, lumpur dapat ditebarkan diatas tanah.
Jikalumpur mengandung logam, maka ia harus disimpan ditempat yang aman,
sampai ada suatu tempat pengolahan limbah berbahaya yang dikembangkan
di Indonesia, dan yang ada pada saat ini adalah Pengolahan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B-3) di Cilengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam artikel ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul artikel ini.
Penyusun banyak berharap para
pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.
Semoga artikel ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Semoga artikel ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penyusun
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller dan waste water treatment,STP dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
BalasHapusHp:081310849918